Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 22 Desember 2013

KENANGAN PERPISAHAN

KENANGAN PERPISAHAN SISWA-SISWI SDN 1 KALITENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013




























Sabtu, 12 Oktober 2013

Media Informasi dan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran

Media Informasi dan Teknologi atau yang sering kita dengar dengan IT, merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat efektif untuk mentransfer ilmu guru kepada peserta didik. Apalagi pada zaman sekarang perkembangan teknologi kian hari kian berkembang dengan pesat bagaikan kilat menyambar di siang hari. Jika kita tidak mengenal dan mengikuti perkembangan IT tersebut, maka dapat dipastikan pendidik akan ketinggalan jauh.


Di negara-negara berkembang, sudah hampir 85 persen proses pembelajaran berlangsung menggunakan IT. IT tidak bisa lepas dari proses pembelajaran khususnya di dalam kelas. Banyak media yang dapat digunakan dalam pemanfaatan dari keunggulan dan kecanggihan teknologi tersebut. Misalnya, LCD, Notebook, Televisi, Internet, dan sebagainya. Penggunaan IT tersebut tentunya dapat menunjang dan membantu para pendidik dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran. Begitupun para siswa, akan dengan mudah tertarik dan kemudian diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.



Tak ada gading yang tak retak, itulah pepatah yang mungkin juga bisa diterapkan dalam pemanfaatan IT sebagai media pembelajaran. Penggunaan IT tentunya terdapat banyak keunggulan dan tidak terlepas juga ada kelemahan di dalamnya. Mengapa demikian, karena pemanfaatan IT khususnya di Indonesia dengan melihat potensi SDM dari pendidik dan peserta didik belum banyak yang melek IT. Sehingga banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan IT tersebut dalam pembelajaran. Sebagai contoh, banyak guru yang sudah mengantongi lembar sertifikasi sebagai guru profesional namun belum banyak yang melek IT, SDM dan sarana di wilayah peserta didik tidak mendukung untuk pemanfaatan IT.



Lantas bagaimana dengan pendidikan kita jika IT saja belum seluruhnya digunakan? Sebagai seorang pendidik, tentunya tidak akan mau disebut sebagai "Dalang kentek'an lakon" (Dalang kehabisan lakon). Maka, sebaiknya kita tidak tergantung pada pemanfaatan IT saja. Kadang dalam pemanfaatan IT dalam proses pembelajaran hanya sebatas sebagai media belajar saja, tidak lebih ke sebuah model dan metode pembelajaran yang berdampak langsung terhadapan ketuntasan belajar siswa.



Sebelum menggunakan IT ataupun sebuah metode/model pembelajaran tentunya harus dipikirkan terlebih dahulu bagaimana dampak dan hasil yang akan diharapkan setelah pembelajaran berlangsung. Tidak jarang seorang guru dalam pemanfaatan IT hanya sebatas nyalakan Laptop, LCD, menjelaskan, siswa melihat dan mendengar, kasih soal dan selesai. Tetapi hal yang penting yaitu pemahaman konsep suatu pelajaran sangat dibutuhkan agar siswa dapat lebih mengerti dan paham tentang materi yang disampaikan oleh guru.



Banyak  metode atau model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran di dalam kelas, misalnya Model Koperatif Jigsaw, TGT, STAD, TPS, Demosntrasi, Problem Solving dan masih banyak lagi yang tentunya guru memang dituntut untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang telah ada. Banyak dari model koperatif diatas yang tidak dominan menggunakan media IT, justru metode dan model pembelajaran koperatif banyak berhasilnya dibandingkan dengan menggunakan IT.



Tidak bermaksud untuk menolak pemanfaatan IT dalam pembelajaran, namun penggunaan IT tentunya dapat dipisahkan dari pengertian metode/model pembelajaran dengan media belajar. Jadi, walaupun menggunakan IT sebagai media belajar harus diimbangi dengan sebuah metode pembelajaran yang sesuai. Jika hanya mengandalkan IT saja dalam pembelajaran tanpa adanya kolaborasi dengan model pembelajaran yang sesuai dapat berujung kepada ketidak tuntasan guru dalam mengajar, tidak ubahnya seperti dengan pembelajaran konvensional.



Apalagi dalam sebuah pembelajaran ilmu eksact, khususnya bagi siswa sekolah dasar perlu adanya sebuah model pembelajaran yang konkret, real, dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan IT kadang hanya terbatas pada bahan ajar teori saja. Bahkan media belajar tradisional pun lewat sebuah permainan, gambar, atau cerita dapat berhasil mulus dibandingkan dengan IT. Apapun model dan media belajar yang ada, baik itu konvensioanl maupun koperatif diharapkan dapat menunjang ketuntasan belajar siswa.(#sekolahdasar.net) 



Minggu, 22 September 2013

Rapat Pleno 2013/2014

1. Sambutan Kepala UPTD Dikpora Unit Kecamatan Gombong, Gim Warjito,S.Pd,M.Pd
Terimakasih kepada Kepala  Sekolah dan Guru SDN 1 Kalitengah dengan harapan:
  • Pendidikan di SDN 1 Kalitengah berjalan dengan baik dan lancar.
  • Dukungan dari Komite sangan diperlukan untuk memajukan SDN 1 Kalitengah.
  • Pesan serta masyarakat untuk ikut serta mendukung sekolah.
  • Anak-anak berhasil dalam bidang pendidikan dan menjadi anak yang shaleh dan sholehah.
  • Orang tua berikhtiar dan mendoakan serta memberikan dukungan pendidikan dan pengertian terhadap anaknya.

3 Komponen Utama: 
  • Guru
  • Orang Tua
  • Masyarakat


2. Sambutan Ketua Komite SDN 1 Kalitengah, Soewojo
Mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah dan Dewan Guru SDN 1 Kalitengah yang telah membantu Komite dalam Laporan Pertanggung Jawabakan ( LPJ ).

3. Sambutan dari Kepala Desa Kalitengah, Amat Soetoyo
Permohonan maafdari pemerintahan Desa Kalitengah, karena datang terlambat dalam acara Rapat Pleno.
  • Mengucapkan selamat dengan adanya Rapat Pleno yang mempunyai banyak manfaat.
  • Bagi wali murid berhak mengkritik guru tapi dengan cara yang benar.

4. Sambutan Kepala SDN 1 Kalitengah, Sukoyo, S.Pd
SDN 1 Kalitengah mempunyai 7 Guru PNS, 1 Penjaga , 3 GTT dan 1 PTT, yang hampir seluruhnya S1 atau dalam proses S1.
Adapun nama-nama gurunya:
  1. Sukoyo, S.Pd                               : Kepala Sekolah
  2. Poniyah, A.Ma                             : Guru Agama
  3. Bambang Sutrisno, S.Pd               : Guru Olah Raga
  4. Sugiarti, S.Pd.SD                         : Guru Kelas VI
  5. Sri Winarsih, A.Ma.Pd                 : Guru Kelas IV
  6. Ambar Ernawati, S.Pd.SD            : Guru Kelas I
  7. Wahyuningsih, S.Pd.SD                : Guru Kelas V
  8. Z. Rosinta, S.Pd.I                         : Guru Kelas III
  9. Normasari                                    : Guru Kelas II
  10. M. Khairul Anwar                        : Guru Bahasa Inggris
  11. Sugiyanto                                     : Penjaga
  12. Aprian Kristianti                           : Perpustakaan
Untuk tahun 2013 / 2014 SDN 1 Kalitengah ada guru yang dimutasi Guru kelas VI ( Bu Tri Atun, S.Pd.SD) dan sebagai gantinya bu Tri Atun,S.Pd.SD adalah bu Sugiarti, S.Pd.SD guru dari SDN 3 Kalitengah.
Tahun lalu sudah baik semoga ditahun ini akan lebih baik dengan digantikan guru yang lebih muda, dekat dan lebih energik.

1. Jumlah murid yang ada di SDN 1 Kalitengah adalah:
  • Kelas I    : 32 
  • Kelas II   : 28 
  • Kelas III  : 18 
  • Kelas IV : 18 
  • Kelas V  : 25 
  • Kelas VI : 26 
Jumlah    : 147 siswa
Dan ada satu siswa kelas VI yang ikut orang tuanya ke jakarta per september jadi jumlah siswa menjadi 146 murid.

2. Ada 7 ( tujuh ) Komponen standar minimal:
  1. Kurikulum dan Pembelajaran
  2. Kesiswaan
  3. Sarpras
  4. Pendidikan
  5. Peran Serta Masyarakat
  6. Keuangan
  7. Gaji Pendidik dan tenaga kependididkan.
Tahun 2013 / 2014 program peningkatan Kompetensi Kelulusan dari rata-rata Mapel adalah:
  • Matematika 6,90 dinaikan menjadi 7,50
  • Bahasa Indonesia 7,70 dinaikan menjadi 8,00
  • IPA 6,11 dinaikan menjadi 7,50
Agar sasaran tersebut dapat tercapai,maka pihak sekolah akan melaksanakan beberapa program atau kegiatan, antara lain:
1. Bapak / Ibu guru setiap sabtu akan melaksanakan KKG.
2. Penyuluhan terhadap siswa kelas VI tentang pentingnya belajar.
3. Adanya penyuluhan pada orang tua selalu membimbing anak-anaknya dirumah supaya rajin belajar.
4. Guru-guru akan menambah jam pelajaran.
5. Mengikutsertakan siswa untuk mengikuti Try Out.
Apabila program di atas bisa dilaksanakan dengan baik, insyaalloh akan berhasil dan bisa mencapai target atau sasaran yang diinginkan. 
Tentunya harus ada dukungan dari orang tua yang paling penting.











Resep Menjadi Guru Hebat

Untuk menjadi guru hebat ada resepnya. Jika bahan utama untuk menjadi guru hebat ini digabungkan dengan benar, akan menghasilkan kelas yang sangat efektif dan siswa yang produktif. Guru hebat adalah guru yang memiliki mutu tinggi, terampil, dan mampu memberi pengaruh besar sehingga mampu memberi dampak sepanjang hidup pada kehidupan siswa. 

Di dalam kelas berkumpul siswa dengan beragam latar belakang, kemampuan dasar, bakat, tantangan, dan pengalaman. Guru tidak bisa memandang siswanya bagai “sepotong kue” yang mudah dibuatnya dengan resep racikannya sendiri. Guru memerlukan memikiran dan menemukan cara yang tepat untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai dengan keinginan setiap siswa.

Seperti yang ditulis oleh Anita Moultrie Turner dalam Recipe for Great Teaching: 11 Essential Ingradients, yang kami kutip dari blog demangwaru.blogspot.com (22/09/2013), untuk menjadi guru yang hebat ada sebelas bahan utama yang disajikan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Sebelas bahan utama untuk menjadi guru ampuh itu adalah:


1. Rasa cinta dan kepedulian

Bahan utama untuk menjadi guru hebat adalah cinta pada diri sendiri, cinta pada profesi dan cinta terhadap siswa. Sebagai guru hebat harus berkata: "Jika saya memberi mereka kebaikan, maka saya dapat menerima kebaikan dari mereka.” Jika siswa mengagumi guru, penghormatan segera muncul.


2. Komunikasi

Sering terjadi proses pembelajaran di kelas di mana guru hanya mengajar 5 – 10 anak. Mereka bukannya 25 atau 30 atau lebih. Sebagian besar siswa duduk bermalas-malasan dengan gelombang otak yang tidak terarah, tidak mendengarkan atau bermain sendiri. Guru hebat harus mengajar seluruh kelas. Guru harus dapat menciptakan situasi pada anak malas tetapi mau menunjukkan jarinya sehingga mengalami kesuksesan. Sehingga terjadi komunikasi yang harmonis antara guru dan siswanya. Selain dengan siswa, orang tua juga perlu diajak komunikasi.


3. Pujian dan harga diri

Guru harus optimis dengan melihat sisi baik anak, jangan sebaliknya memandang siswanya dengan pesimistis. “Anton, kau terlambat lagi!” Kalimat ini akan menimbulkan rasa malu pada anak. Lain halnya dengan ucapan, “Anton kemarin kamu datang tepat waktu dan saya senang. Mulai besok datanglah dengan tepat waktu!” Mengajar dengan menggunakan pujian-pujian secara konsisten akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang mengagumkan.


4. Hormat dan harga diri

Guru sepenuhnya dapat menjadi model rasa hormat dan harga diri selama jam sekolah. Guru harus memulai dari diri sendiri, dengan menjadi model perilaku menghormati ketika mereka berhubungan dengan rekan kerja dan siswa.


5. Lingkungan ruang kelas

Ciptakan komunitas hangat dan dapat dipercaya bagi para siswa. Supaya terjadi komunikasi yang jelas dan konsisten pastikan bahwa kelas adalah milik setiap orang. Ciptakan ruang kelas merupakan lingkungan dengan banyak pernak-pernik, misalnya: Visi dan Misi, Tata tertib kelas, pengumuman, contoh karya siswa, dan sebagainya. Pengaturan tempat duduk sangat berpengarauh terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil belajar.


6. Manajemen kelas

Guru harus menentukan pedoman, aturan, dan prosedur yang jelas sehingga tercipta interaksi setiap orang di kelas dengan efektif.


7. Disiplin, bersikaplah adil dan konsisten

Tangani perilaku yang tak diharapkan. Buat kontak mata langsung dengan siswa sehingga mereka menganggap ada keseriusan. Gunakan kedekatan untuk menempatkan fisik dengan siswa sehingga mereka memahami perilakunya tidak pantas. Tangani disiplin dengan tenang, lembut, dan sadar. Lakukan dulu perilaku yang diharapkan untuk ditiru siswa. Kaji ulang dengan siswa pada waktu terjadi pelanggaran. Senantiasa konsisten dengan aturan yang dibuat.


8. Menyusun buku catatan

Semua siswa untuk biasakan memiliki buku catatan yang berisi tentang hasil kerja siswa. Dengan ini diharapkan para siswa belajar bertanggung jawab atas tugas mereka sendiri.


9. Ketrampilan kehidupan nyata ke dalam kurikulum

Sangat penting siswa memahami bahwa keterampilan yang mereka pelajari di sekolah harus bisa diterapkan ke keterampilan nyata yang mereka perlukan agar menjadi orang dewasa yang sukses, sehat, dan makmur.


10. Kolaborasi

Dalam pembelajaran perlu adanya kolaborasi antar penyelenggara sekolah, baik antar guru dengan guru, antar guru dengan karyawan maupun guru dengan orang tua siswa. Perlu dibentuk tim untuk mengadakan pertemuan mingguan dan bulanan, perencanaan pembelajaran, maupun pengamatan ke kelas siswa. Guru hebat memahami pentingnya kerja kolaborasi dengan guru lain.


11. Penyajian

Setelah semua bahan dipersiapkan, guru siap untuk menyajikan ke dalam meja makan pembelajaran. Kelas yang sudah dipersiapkan adalah milik Anda. Anda memiliki kebebasan pribadi yang besar untuk memberikan pengaruh positif pada kehidupan siswa. Mengajar merupakan profesi yang bersahaja, terhormat, dan menantang yang mempengaruhi siswa, orang tua mereka, dan masyarakat mereka.

Sumber: sekolahdasar.net

Minggu, 08 September 2013

GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI 1 KALITENGAH













Rapat Komite SD Negeri 1 Kalitengah


Pada hari Sabtu, 7 September 2013 bertempat di ruang kelas VI SD Negeri 1 Kalitengah, telah diselenggarakan Rapat Komite Sekolah yang mengagendakan pembahasan perkembangan sekolah dan persiapan rapat Pleno Sekolah.

Rapat ini berjalan dengan tertib dan lancar diikuti oleh 8 Pengurus Komite, 12 guru dan karyawan SD Negeri 1 Kalitengah, serta hadir pula Kepala Desa Kalitengah yang baru yaitu, Amat Sutoyo, peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Rapat dipimpin oleh Kepala SD Negeri 1 Kalitengah, Sukoyo, S.Pd. Dan pengambilan keputusan di pimpin oleh Ketua Komite Sekolah, Soewojo beserta pengurus lainnya.