Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 22 September 2013

Rapat Pleno 2013/2014

1. Sambutan Kepala UPTD Dikpora Unit Kecamatan Gombong, Gim Warjito,S.Pd,M.Pd
Terimakasih kepada Kepala  Sekolah dan Guru SDN 1 Kalitengah dengan harapan:
  • Pendidikan di SDN 1 Kalitengah berjalan dengan baik dan lancar.
  • Dukungan dari Komite sangan diperlukan untuk memajukan SDN 1 Kalitengah.
  • Pesan serta masyarakat untuk ikut serta mendukung sekolah.
  • Anak-anak berhasil dalam bidang pendidikan dan menjadi anak yang shaleh dan sholehah.
  • Orang tua berikhtiar dan mendoakan serta memberikan dukungan pendidikan dan pengertian terhadap anaknya.

3 Komponen Utama: 
  • Guru
  • Orang Tua
  • Masyarakat


2. Sambutan Ketua Komite SDN 1 Kalitengah, Soewojo
Mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah dan Dewan Guru SDN 1 Kalitengah yang telah membantu Komite dalam Laporan Pertanggung Jawabakan ( LPJ ).

3. Sambutan dari Kepala Desa Kalitengah, Amat Soetoyo
Permohonan maafdari pemerintahan Desa Kalitengah, karena datang terlambat dalam acara Rapat Pleno.
  • Mengucapkan selamat dengan adanya Rapat Pleno yang mempunyai banyak manfaat.
  • Bagi wali murid berhak mengkritik guru tapi dengan cara yang benar.

4. Sambutan Kepala SDN 1 Kalitengah, Sukoyo, S.Pd
SDN 1 Kalitengah mempunyai 7 Guru PNS, 1 Penjaga , 3 GTT dan 1 PTT, yang hampir seluruhnya S1 atau dalam proses S1.
Adapun nama-nama gurunya:
  1. Sukoyo, S.Pd                               : Kepala Sekolah
  2. Poniyah, A.Ma                             : Guru Agama
  3. Bambang Sutrisno, S.Pd               : Guru Olah Raga
  4. Sugiarti, S.Pd.SD                         : Guru Kelas VI
  5. Sri Winarsih, A.Ma.Pd                 : Guru Kelas IV
  6. Ambar Ernawati, S.Pd.SD            : Guru Kelas I
  7. Wahyuningsih, S.Pd.SD                : Guru Kelas V
  8. Z. Rosinta, S.Pd.I                         : Guru Kelas III
  9. Normasari                                    : Guru Kelas II
  10. M. Khairul Anwar                        : Guru Bahasa Inggris
  11. Sugiyanto                                     : Penjaga
  12. Aprian Kristianti                           : Perpustakaan
Untuk tahun 2013 / 2014 SDN 1 Kalitengah ada guru yang dimutasi Guru kelas VI ( Bu Tri Atun, S.Pd.SD) dan sebagai gantinya bu Tri Atun,S.Pd.SD adalah bu Sugiarti, S.Pd.SD guru dari SDN 3 Kalitengah.
Tahun lalu sudah baik semoga ditahun ini akan lebih baik dengan digantikan guru yang lebih muda, dekat dan lebih energik.

1. Jumlah murid yang ada di SDN 1 Kalitengah adalah:
  • Kelas I    : 32 
  • Kelas II   : 28 
  • Kelas III  : 18 
  • Kelas IV : 18 
  • Kelas V  : 25 
  • Kelas VI : 26 
Jumlah    : 147 siswa
Dan ada satu siswa kelas VI yang ikut orang tuanya ke jakarta per september jadi jumlah siswa menjadi 146 murid.

2. Ada 7 ( tujuh ) Komponen standar minimal:
  1. Kurikulum dan Pembelajaran
  2. Kesiswaan
  3. Sarpras
  4. Pendidikan
  5. Peran Serta Masyarakat
  6. Keuangan
  7. Gaji Pendidik dan tenaga kependididkan.
Tahun 2013 / 2014 program peningkatan Kompetensi Kelulusan dari rata-rata Mapel adalah:
  • Matematika 6,90 dinaikan menjadi 7,50
  • Bahasa Indonesia 7,70 dinaikan menjadi 8,00
  • IPA 6,11 dinaikan menjadi 7,50
Agar sasaran tersebut dapat tercapai,maka pihak sekolah akan melaksanakan beberapa program atau kegiatan, antara lain:
1. Bapak / Ibu guru setiap sabtu akan melaksanakan KKG.
2. Penyuluhan terhadap siswa kelas VI tentang pentingnya belajar.
3. Adanya penyuluhan pada orang tua selalu membimbing anak-anaknya dirumah supaya rajin belajar.
4. Guru-guru akan menambah jam pelajaran.
5. Mengikutsertakan siswa untuk mengikuti Try Out.
Apabila program di atas bisa dilaksanakan dengan baik, insyaalloh akan berhasil dan bisa mencapai target atau sasaran yang diinginkan. 
Tentunya harus ada dukungan dari orang tua yang paling penting.











Resep Menjadi Guru Hebat

Untuk menjadi guru hebat ada resepnya. Jika bahan utama untuk menjadi guru hebat ini digabungkan dengan benar, akan menghasilkan kelas yang sangat efektif dan siswa yang produktif. Guru hebat adalah guru yang memiliki mutu tinggi, terampil, dan mampu memberi pengaruh besar sehingga mampu memberi dampak sepanjang hidup pada kehidupan siswa. 

Di dalam kelas berkumpul siswa dengan beragam latar belakang, kemampuan dasar, bakat, tantangan, dan pengalaman. Guru tidak bisa memandang siswanya bagai “sepotong kue” yang mudah dibuatnya dengan resep racikannya sendiri. Guru memerlukan memikiran dan menemukan cara yang tepat untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai dengan keinginan setiap siswa.

Seperti yang ditulis oleh Anita Moultrie Turner dalam Recipe for Great Teaching: 11 Essential Ingradients, yang kami kutip dari blog demangwaru.blogspot.com (22/09/2013), untuk menjadi guru yang hebat ada sebelas bahan utama yang disajikan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Sebelas bahan utama untuk menjadi guru ampuh itu adalah:


1. Rasa cinta dan kepedulian

Bahan utama untuk menjadi guru hebat adalah cinta pada diri sendiri, cinta pada profesi dan cinta terhadap siswa. Sebagai guru hebat harus berkata: "Jika saya memberi mereka kebaikan, maka saya dapat menerima kebaikan dari mereka.” Jika siswa mengagumi guru, penghormatan segera muncul.


2. Komunikasi

Sering terjadi proses pembelajaran di kelas di mana guru hanya mengajar 5 – 10 anak. Mereka bukannya 25 atau 30 atau lebih. Sebagian besar siswa duduk bermalas-malasan dengan gelombang otak yang tidak terarah, tidak mendengarkan atau bermain sendiri. Guru hebat harus mengajar seluruh kelas. Guru harus dapat menciptakan situasi pada anak malas tetapi mau menunjukkan jarinya sehingga mengalami kesuksesan. Sehingga terjadi komunikasi yang harmonis antara guru dan siswanya. Selain dengan siswa, orang tua juga perlu diajak komunikasi.


3. Pujian dan harga diri

Guru harus optimis dengan melihat sisi baik anak, jangan sebaliknya memandang siswanya dengan pesimistis. “Anton, kau terlambat lagi!” Kalimat ini akan menimbulkan rasa malu pada anak. Lain halnya dengan ucapan, “Anton kemarin kamu datang tepat waktu dan saya senang. Mulai besok datanglah dengan tepat waktu!” Mengajar dengan menggunakan pujian-pujian secara konsisten akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang mengagumkan.


4. Hormat dan harga diri

Guru sepenuhnya dapat menjadi model rasa hormat dan harga diri selama jam sekolah. Guru harus memulai dari diri sendiri, dengan menjadi model perilaku menghormati ketika mereka berhubungan dengan rekan kerja dan siswa.


5. Lingkungan ruang kelas

Ciptakan komunitas hangat dan dapat dipercaya bagi para siswa. Supaya terjadi komunikasi yang jelas dan konsisten pastikan bahwa kelas adalah milik setiap orang. Ciptakan ruang kelas merupakan lingkungan dengan banyak pernak-pernik, misalnya: Visi dan Misi, Tata tertib kelas, pengumuman, contoh karya siswa, dan sebagainya. Pengaturan tempat duduk sangat berpengarauh terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil belajar.


6. Manajemen kelas

Guru harus menentukan pedoman, aturan, dan prosedur yang jelas sehingga tercipta interaksi setiap orang di kelas dengan efektif.


7. Disiplin, bersikaplah adil dan konsisten

Tangani perilaku yang tak diharapkan. Buat kontak mata langsung dengan siswa sehingga mereka menganggap ada keseriusan. Gunakan kedekatan untuk menempatkan fisik dengan siswa sehingga mereka memahami perilakunya tidak pantas. Tangani disiplin dengan tenang, lembut, dan sadar. Lakukan dulu perilaku yang diharapkan untuk ditiru siswa. Kaji ulang dengan siswa pada waktu terjadi pelanggaran. Senantiasa konsisten dengan aturan yang dibuat.


8. Menyusun buku catatan

Semua siswa untuk biasakan memiliki buku catatan yang berisi tentang hasil kerja siswa. Dengan ini diharapkan para siswa belajar bertanggung jawab atas tugas mereka sendiri.


9. Ketrampilan kehidupan nyata ke dalam kurikulum

Sangat penting siswa memahami bahwa keterampilan yang mereka pelajari di sekolah harus bisa diterapkan ke keterampilan nyata yang mereka perlukan agar menjadi orang dewasa yang sukses, sehat, dan makmur.


10. Kolaborasi

Dalam pembelajaran perlu adanya kolaborasi antar penyelenggara sekolah, baik antar guru dengan guru, antar guru dengan karyawan maupun guru dengan orang tua siswa. Perlu dibentuk tim untuk mengadakan pertemuan mingguan dan bulanan, perencanaan pembelajaran, maupun pengamatan ke kelas siswa. Guru hebat memahami pentingnya kerja kolaborasi dengan guru lain.


11. Penyajian

Setelah semua bahan dipersiapkan, guru siap untuk menyajikan ke dalam meja makan pembelajaran. Kelas yang sudah dipersiapkan adalah milik Anda. Anda memiliki kebebasan pribadi yang besar untuk memberikan pengaruh positif pada kehidupan siswa. Mengajar merupakan profesi yang bersahaja, terhormat, dan menantang yang mempengaruhi siswa, orang tua mereka, dan masyarakat mereka.

Sumber: sekolahdasar.net

Minggu, 08 September 2013

GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI 1 KALITENGAH













Rapat Komite SD Negeri 1 Kalitengah


Pada hari Sabtu, 7 September 2013 bertempat di ruang kelas VI SD Negeri 1 Kalitengah, telah diselenggarakan Rapat Komite Sekolah yang mengagendakan pembahasan perkembangan sekolah dan persiapan rapat Pleno Sekolah.

Rapat ini berjalan dengan tertib dan lancar diikuti oleh 8 Pengurus Komite, 12 guru dan karyawan SD Negeri 1 Kalitengah, serta hadir pula Kepala Desa Kalitengah yang baru yaitu, Amat Sutoyo, peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Rapat dipimpin oleh Kepala SD Negeri 1 Kalitengah, Sukoyo, S.Pd. Dan pengambilan keputusan di pimpin oleh Ketua Komite Sekolah, Soewojo beserta pengurus lainnya. 











Sabtu, 07 September 2013

Jangan Paksa Diri demi Kurikulum 2013

SDN 1 Kalitengah-Sekolah atau daerah tidak boleh memaksakan pelaksanaan Kurikulum 2013 secara mandiri tahun ini jika justru membebani murid atau orangtua murid, terutama dalam hal pengadaan buku. Sebelum mandiri, guru perlu dilatih dulu. Buku pun sudah harus tersedia gratis.

Hal itu ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai menghadiri grand launching Universitas Telkom, Sabtu (31/8), di Bandung, Jawa Barat. ”Tidak boleh membebani murid. Itu sangat dilarang,” ujarnya.

Sebelum memutuskan melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri, sekolah yang tak termasuk sasaran pelaksana tahun ini diimbau menyiapkan diri secara matang untuk tahun depan. Jika masih ingin melaksanakan mandiri, Nuh menegaskan ada dua syarat utama: guru harus dilatih dan buku tersedia gratis.

”Kalau dua syarat ini tak dapat dipenuhi, jangan dipaksakan. Saya menyambut baik ada niatan ikut melaksanakan kurikulum. Mau saja lumayan,” katanya.

Sebelumnya, saat rapat kerja Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN Husni Thamrin Jakarta, Sabtu pagi, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, DKI Jakarta secara resmi telah membatalkan rencana pelaksanaan Kurikulum 2013 secara mandiri khusus di jenjang SD dan SMP. Untuk SMA, rencana pelaksanaan mandiri tetap berjalan. Kebijakan ini sudah dipublikasikan ke sekolah-sekolah.

Alasan pembatalan, ujar Taufik, semata masalah alokasi anggaran pengadaan buku. Ia khawatir dana bantuan operasional sekolah (BOS) tak mencukupi sehingga dikhawatirkan sekolah memungut biaya dari murid. Dana tak cukup untuk membiayai pelatihan guru dan pengadaan buku. Rencana pengadaan buku secara digital juga tidak efektif karena hanya 50 persen sekolah yang memiliki infrastruktur teknologi informasi yang baik.

”Ini untuk mengantisipasi pungutan yang bisa dilakukan sekolah. Larangan ini tidak berlaku untuk SMA karena BOS untuk SMA lebih besar, Rp 1 juta per tahun,” kata Taufik.

Menurut Nuh, tak masalah jika ada daerah atau sekolah yang kemudian membatalkan kesanggupannya untuk implementasi mandiri. Untuk kasus DKI Jakarta, pemerintah setempat sudah menyatakan tak sanggup karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tak mencukupi jika digunakan untuk pelatihan guru dan pengadaan buku.

”Tidak apa-apa kalau tidak bisa. Yang penting tetap menyiapkan diri untuk penerapan tahun depan, seperti melatih guru. Ini jalan yang dipilih DKI Jakarta. Masih banyak yang bisa jalan mandiri, seperti Kutai, Kalimantan Timur, dan sekolah swasta,” kata Nuh.
Tanggung bersama

Pada tahap pertama tahun ini, pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan bertahap dan terbatas di sekitar 6.400 sekolah. Namun, mulai tahun depan semua sekolah harus menyelenggarakan Kurikulum 2013. Skema pembiayaannya dibahas di DPR.

Ada tiga pilihan skema pembayaran. Pertama, semua biaya didanai Kemdikbud. Kedua, kombinasi anggaran Kemdikbud dengan sebagian dana transfer daerah yang setiap tahun sekitar Rp 10 triliun. Ketiga, memanfaatkan kombinasi pusat, dana alokasi khusus, dan BOS. Atau keempat, memanfaatkan APBD masing-masing daerah.

”Yang jelas, pemerintah pusat tak akan lepas tangan. Pelatihan guru tetap dilakukan pusat. Yang kira-kira bisa dibagi dengan daerah itu bagian pengadaan buku,” kata Nuh. (LUK)

Sumber : KOMPAS CETAK